Lompat ke isi

Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/38

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Jawab orang tua tersebut : ”Anak, lihatlah dalam perahu ini. Bapa tidak membawa barang apapun, bapa hanya membawa serta keluarga, segala keperluan rumah tangga kami tinggalkan demi keselamatan dijalan.
Jalanlah ikut pantai ini barangkali anak anak menemukan orang lain yang sanggup menolongmu”.

Yafda kemudian menangis sebab harapan untuk hidup lebih lama semakin menipis. Ia berjalan menyusuri pantai dengan harapan agar ada orang yang membantunya. Sampai tengah hari Yafda tidak mendapatkan seorangpun. Yafda menemui rumah-rumah penduduk sudah kosong. Akhirnya Yafda kembali kerumahnya dengan penuh kesedihan . Dalam fikirannya penuh kebingungan serta bergelimang rasa ketakutan yang mencekam, maut menghantui dirinya tanpa berkesudahan. Yafda meminta kepada Dewata agar diberikan kekuatan dimasa-masa mendatang. Yafda memutuskan untuk segera meninggalkan rumah mencari tempat perlindungan yang lebih aman. Yafda berjalan kearah timur, dalam perjalanan tersebut dari arah kejauhan melihat sebuah batu yang sangat besar. Dalam hati Yafda sangat kawatir jangan-jangan Matiruwu berada dibalik batu-batu yang dilihatnya. Yafda bertekad untuk segera menghampiri batu tersebut. Ia melihat sebuah goa yang besar ditengah-tengah batu. Dalam khayalannya Yafda menaruh kepercayaan bahwa Matiruwu berdiam dalam goa batu. Yafda berdoa kepada dewata agar diberi kekuatan iman sehingga ia selamat dalam perjalanan hidupnya. Yafda seperti mendapat kekuatan baru , rasa takut tidak lagi menghantui dirinya. Yafda terus menuju ke goa serta goa tersebut dibersihkan untuk berteduh. Malam telah tiba, dikeheningan malam inipun Yafda tidak merasa gentar terhadap apa saja yang akan terjadi. Jiwanya diserahkan sepenuhnya kepada dewata . Malam telah berlalu dan Yafda tetap tidak mendapat gangguan apapun. Ia mulai menetapkan untuk tetap tinggal di goa. Yafda membersihkan goa, sekeliling goa diatur lebih rapi. Yafda kembali kepondoknya untuk mengambil makanan dan perabot yang diperlukan untuk dibawa didalam persembunyiannya. Ia memotong kayu untuk memagari goa agar binatang buas maupun Matiruwu tidak menyerangnya. Sebulan telah berlalu serta pagar pun telah selesai dibuatnya. Tidak disadari bahwa diri Yafda ada suatu perubahan yang sangat aneh. Yafda meyakinkan dalam dirinya bahwa ia sedang hamil. Tetapi kehamilan tersebut sangat merisaukan

22